Kisah Sukses Susi Pudjiastuti
Thursday, October 13, 2016
Edit
Pada masa pemerintahan presiden Joko Widodo, niscaya kita mengenal sosok menteri perempuan yang pemberani yaitu menteri kelautan dan perikanan Susi Pudjiastuti. Siapa yang tidak kenal beliau. Kenapa saya katakan pemberani, sebab dia berani menenggelamkan ratusan kapal ilegal demi menjaga bahari Indonesia. Sebelum menjadi menteri, Susi Pudjiastuti yaitu seorang pengusaha yang sukses. Berikut yaitu Profil singkat Ibu Susi Pudjiastuti.
Nama : Susi Pudjiastuti
Tempat/Tgl Lahir : 15 Januari 1965, Pangandaran
Pekerjaan : Menteri Kelautan dan Perikanan
Pendidikan : Usia 17 tahun keluar dari Sekolah Menengan Atas ( Tidak Lulus Sekolah Menengan Atas )
Suami : Christian von Strombeck
Mulai Bisnis
Saat pertama kali memulai perjuangan di bidang perikanan, tepatnya di kawasan pangandaran, di awal - awalnya berbisnis Susi berpikir bahwa dengan berijasah Sekolah Menengah Pertama sanggup jadi apa? maka dengan tekad yang berpengaruh dia pun berjualan keliling kota Pangandaran dengan memakai sepeda motor, dia menjual bed cover, baju, hingga aneka macam produk alam hasil bumi menyerupai cengkeh.
Dengan berbekal cita-cita untuk maju Susi pun terus berupaya menjual ikan pangandaran ke aneka macam daerah, hingga ke Jakarta pun diusahakannya demi mendapat pelanggan yang lebih banyak. Jika ada pengiriman ikan ke Jakarta maka Susi harus menyewa Mobil Truk pengangkut ikan dan diisi dengan es kerikil biar ikannya segar, dan demikian Susi sering menyewa kendaraan beroda empat dengan es pendingin hingga hasilnya dia pun sanggup mempunyai Mobil Trukd dilengkapi es pendingin sendiri.
Beliaupun menjadi salah satu juragan perikanan yang dikenal masyarakan luas di aneka macam kawasan di Indonesia maupun di Negeri Orang, Hongkong, Jepang, dan Asia Lainnya. Wanita pengagum tokoh Semar dalam pewayangan mengaku telah tiga kali menikah. Tapi, biduk yang telah dia arungi bersama ketiga suaminya tak sebiru bahari Pangandaran. Semua karam. Dari suaminya yang terakhirlah, Christian von Strombeck, sang Wonder Woman ini mendapat pandangan gres untuk berbagi bisnis penerbangan.
Dengan berbekal cita-cita untuk maju Susi pun terus berupaya menjual ikan pangandaran ke aneka macam daerah, hingga ke Jakarta pun diusahakannya demi mendapat pelanggan yang lebih banyak. Jika ada pengiriman ikan ke Jakarta maka Susi harus menyewa Mobil Truk pengangkut ikan dan diisi dengan es kerikil biar ikannya segar, dan demikian Susi sering menyewa kendaraan beroda empat dengan es pendingin hingga hasilnya dia pun sanggup mempunyai Mobil Trukd dilengkapi es pendingin sendiri.
Beliaupun menjadi salah satu juragan perikanan yang dikenal masyarakan luas di aneka macam kawasan di Indonesia maupun di Negeri Orang, Hongkong, Jepang, dan Asia Lainnya. Wanita pengagum tokoh Semar dalam pewayangan mengaku telah tiga kali menikah. Tapi, biduk yang telah dia arungi bersama ketiga suaminya tak sebiru bahari Pangandaran. Semua karam. Dari suaminya yang terakhirlah, Christian von Strombeck, sang Wonder Woman ini mendapat pandangan gres untuk berbagi bisnis penerbangan.
Mulai dengan Bisnis Penerbangan
Saat dia berkenalan dengan seorang ekspatriat Cristian Von Strombeck, seorang lelaki berwarga negara prancis yang sering makan alias bertandang di restoran Hilmans milik Susi. Berawal dari percakapan atau perkenalan biasaa Susi pun hasilnya dilamar oleh lelaki yang berprofei sebagai Engineer Pesawat di PT Dirgantara Indonesia ini.
Bersama Cristian, Susi berimajinasi bagaimana caranya supaya ikan - ikan hasil tangkapan nelayan dari bahari ini sanggup hingga di Jakarta atau di kota tujuan dengan cepat supaya ikan tersebut terlihat masih segar, sebab ikan yang segar merupakan ikan yang paling banyak diminati di pasaran. Satu- satunya jalan, lanjut Susi, ialah mendirikan landasan- landasan pesawat di desa- desa nelayan tersebut.
Bayangkan waktu sembilan jam di darat dengan satu jam, sembilan jam pastilah menciptakan ikan- ikan ini mati. Mau pake es? Beda nilainya, kita tau sendiri ikan dinilai dari tingkat kesegarannya. Jika mati, ujar Susi, harga ikan setiapnya sanggup jadi anjlok setengahnya.
Karena melihat potensi ini sangat besar dan sangat diinginkan oleh beliau, maka susi pun terus berupaya untuk mengumpulkan uang dari hasil perjuangan ikan dan udangnya, tapi apa boleh buat harus menunggu usang untuk sanggup membeli pesawat seharga jutaan dollar.
Bayangkan waktu sembilan jam di darat dengan satu jam, sembilan jam pastilah menciptakan ikan- ikan ini mati. Mau pake es? Beda nilainya, kita tau sendiri ikan dinilai dari tingkat kesegarannya. Jika mati, ujar Susi, harga ikan setiapnya sanggup jadi anjlok setengahnya.
Karena melihat potensi ini sangat besar dan sangat diinginkan oleh beliau, maka susi pun terus berupaya untuk mengumpulkan uang dari hasil perjuangan ikan dan udangnya, tapi apa boleh buat harus menunggu usang untuk sanggup membeli pesawat seharga jutaan dollar.
Saat Tsunami Aceh
Barulah pada 2004, Bank Mandiri percaya kepada business plan dia dan memberi pinjaman sebesar USD 4,7 juta (sekitar Rp 47 miliar) untuk membangun landasan, serta membeli dua pesawat Cessna Grand Caravan. Namun apa yang terjadi, gres sebulan dipakai, terjadi tragedi tsunami di Aceh. Dengan niat awal hanya untuk membantu para korban di Aceh, Susi hanya berniat untuk mengangkut makanan, sandang untuk memenuhi kebutuhan para korban, namun Tuhan memberkati beliau, dikala hendak balik, banyak forum non-pemerintah yang memintanya tetap berpartisipasi dalam recovery di Aceh.
Ternyata dari pinjaman nama bisnisnya semakin terdengar. Banyak ajakan menyewa pesawat jadilah ini bisnis sewa menyewa jasa penerbangan. Utang dari Bank Mandiri sekitar Rp 47 miliar kini tinggal 20 persennya.
Itulah sosok seorang Susi yang berjuang dan bersemangat untuk berbagi perjuangan serta berjuang juga untuk membantu banyak orang. Di pangandaran, Susi populer sebagai seorang sosok yang baik hati yang mau perbagi dengan orang - orang miskin, bahkan dari suatu sumber mengatakan, di pangandaran dulu dikala Susi melihat seorang orang abnormal yang berkeliaran di jalanan, maka dia akan membawanya ke rumah lalu memandikan dan mebersihkanya serta menunjukkan makanan.
Sungguh dia mempunyai hati yang mulia, rela menunjukkan tumpangan bagi korban aceh, rela juga menunjukkan sejumlah sumbangan untuk mereka yang miskin. Lagi - lagi Susi harus mengutamakan para pembeli ikannya, sebab mereka sensitif soal kesejukan ikan. Sekali angkut dalam satu pesawat, dia sanggup memasukkan 1,1 ton ikan atau lobster segar. Pembelinya dari Hongkong dan Jepang setiap hari menunggu di Jakarta.
Jadi Menteri Kabinet Kerja
Dan dari pengalamannya di bidang perikanan dan penerbangan tersebut, hasilnya Susi Pudjiastuti di angkat oleh Presiden Joko Widodo sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan.